Mereka ngga pernah sekalipun membayangkan bahwa bakalan punya orang tua yang mengalami sebuah perceraian dalam keluarganya. Dilihat dari sudut pandang psikologi anak, keadaaan psikis seorang anak akan sangat terguncang akibat adanya perceraian dalam keluarga, Guys. Dilansir dari wulanieliem.blogspot.com, anak akan mengalami confused of identity.
Mereka bakalan ngrasa sangat terpukul, cenderung menyalahkan diri sendiri, dan bahkan ngga jarang jadi kehilangan harapan, saat orang tua mereka memutuskan untuk berpisah. Dan massalahnya adalah sangat sulit buat nemuin jalan keluar sebuah cara agar remaja merasa terbantu dalam menghadapi masa-masa sulit tersebut.
Kalo boleh ngomong ya, Guys, seberapa besar pun usaha sang ayah atau ibu buat ngasi yang terbaik dan berusaha ngasi apapun yang mereka bisa, yang baik tersebut tetap ngga bakalan bisa buat menghilangkan kegalauan hati sang anak.
Yang paling baik yang bisa remaja lakukan adalah dengan menanamkan keyakinan bahwa mereka ngga bersalah dalam hal ini. Perpisahan yang terjadi pada orang tua ngga ada sangkut paunya sama kalian. Nah, kalo remaja yang menjadi korban perceraian bisa berpikiran seperti ini, maka kebanyakan korban perceraian bakal baik-baik aja. Dilansir juga dari pendidikananakusiadini2.blogspot.com, memperkuat sandaran pada Tuhan juga adalah salah satu jalan keluarnya.
Oleh: Azizun Ajeng Pratiwi
Sumber: http://wulanieliem.blogspot.com/2013/02/perkembangan-psikologi-anak-korban.html
http://pendidikananakusiadini2.blogspot.com/2012/09/solusi-broken-home-dampak.html (kpl/rth)