Menurut idanurazizah1.blogspot.com, untuk tingkatan SD, pelajarannya seputar membaca, menulis, agama, menyanyi dan berhitung. Ada juga sekolah Latin yang sebenernya mendidik para rakyat jelata buat memahami agama Kristen. Gak ketinggalan, buat para penganut Islam. Para penganut islam punya sekolah sendiri yang mengajarkan nilai-nilai Islam buat para penganutnya.
Buat sekolah yang lebih tinggi, seperti MULO atau AMS, dan HBS, ada juga anak pribumi yang memasukinya. Tentunya mereka adalah anak dari para priyayi yang memiliki uang dan kedudukan. Bagi mereka, diberikan pengetahuan yang lebih dari sekedar berhitung, membaca, dan membaca. Berdasarkan belajarharian.blogspot.com, saat itu diajarin juga sejarah, ilmu budaya, pendidikan moral, dan bahasa.
Menurut pendidikan4sejarah.blogspot.com ada beberapa kurikulum tergantung tingkat sekolahnya di Indonesia. Pada tahun 1892, kurikulum sekolah rakyat hanya memberikan berhitung, membaca, dan bahasa melayu atau daerah saja. Lalu ada kurikulum 1893 bagi sekolah kelas satu yang ngajarin membaca dan menulis bahasa daerah dan melayu, ilmu bumi, ilmu alam, sejarah pulau tempat tinggal, mengukur tanah, dan menggambar.
Bagi sekolah kelas dua, kurikulumnya sederhana. Anak bakalan diajarkan pelajaran membaca, menulis, dan berhitung aja Bre. Selain itu, anak juga udah diajarkan menggambar dan mengerjakan pekerjaan tangan. Wah, meskipun sederhana, rakyat kita jaman dulu diakui kecerdasannya lho.
By: Ananda
(kpl/rth)