Berdasarkan id.wikipedia.org, 1901 lalu Ratu Wilhelmina ngesahin politik etis yang dianggap bisa ningkatin kualitas rakyat jajahan Belanda. Rakyat kita akhirnya diberi 3 program yang berguna banget buat rakyat jelata waktu itu. Yang pertama irigasi buat pertanian, emigrasi buat pemerataan penduduk, dan edukasi buat kualitas bangsa kita.
Nah, edukasi ini nih yang akhirnya menjadikan bangsa kita bisa mengenyam pendidikan dan bisa dapet beasiswa ke Belanda. Tapi Bray, mereka gak serta merta ngasih kita beragam ilmu biar kita bisa makin tokcer. Menurut kajad-alhikmahkajen.blogspot.com, pemerintah Belanda cuman main politik aja di politik etis ini.
Meskipun memberikan rakyat kita sekolah, pemerintah Belanda cuman ngajarin rakyat kita berhitung, membaca, dan menulis. Dasar banget kan? Makanya ketika lulus, para rakyat jelata yang cuman punya kemampuan dasar ini akhirnya dipekerjakan jadi pekerja rendahan. Tapi buat para kaum terbatas seperti anak priyayi, mereka bisa sekolah ke tingkatan yang lebih tinggi.
id.wikipedia.org nambahin kalau waktu itu, ada Hollandsch-Inlandsche School (HIS) yang jadi sekolah dasar bagi pribumi. Terus ada Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) sebagai sekolah menengah pertama dan Algemeene Middelbare School (AMS) jadi sekolah menengah atasnya. Tapi ada juga para Belanda yang akhirnya memberikan pendidikan bagi para pribumi seperti Ernest Douwes Dekker yang kemudian mendukung pendidikan layak buat para pribumi.
Panjang ya Bray sejarahnya. Gimana pun juga, kita patut berterima kasih sama penjajah kita ya.
By: Ananda
(kpl/rth)