Berdasarkan langsiran dari laman lampost.com, statistik dunia menunjukkan bahwa 60 persen dari populasi remaja terpapar tindakan kekerasan baik yang dilakukan oleh mereka sendiri (tawuran, aksi kriminal) ataupun oleh orang lain seperti pemerkosaan, tindak kekerasan dan sebagainya.
Selain itu dari data Pusat Pengendalian Gangguan Sosial DKI Jakarta bahwa pada 2009 terdapat 0,08 persen atau 1.318 dari 1.647.835 siswa SD, SMP dan SMA di DKI jakarta terlibat tawuran, dan angka ini meningkat dari tahun ke tahun.
Kenakalan remaja memang banyak sekali terjadi di kota-kota besar. Kompleksnya keadaan yang ada di sana mendorong munculnya berbagai permasalahan. Bahkan permasalahan orang tua pun bisa memberikan imbas secara langsung terhadap remaja. Kehidupan kota yang terkenal dengan slogan "hura-hura" itu menjadikan remaja yang tidak memiliki bekal yang cukup untuk membedakan mana yang baik dan yang buruk, akan dengan mudahnya terjerumus pada kenakalan remaja.
Seperti yang disampaikan Sahroni pemerhati pemuda dari laman yang sama, bahwa "agresivitas" remaja belakangan ini sebenarnya alamiah dilakukan oleh remaja. Mengingat remaja memiliki karakter yang labil, egois, dan mengedepankan kesenangan di atas tindakan positif dan produktif. Sehingga benar menurut penelitian bahwa remaja adalah fase paling berbahaya dalam kehidupan.
Oleh: Yoga Mahendra
Sumber:
http://lampost.co/berita/60-persen-remaja-terpapar-kekerasan
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/10/11/1030564/Bagi.Pelajar.Tawuran.adalah.Simbol.Kebanggaan
http://metro.sindonews.com/read/791103/31/ini-faktor-tawuran-terus-meningkat
(kpl/rth)