Kapanlagi.com - Jaman negara kita dipimpin Pak Soeharto dulu, semuanya dari pusat. Nah, makanya ketika beliau lengser, mulai deh kata otonomi dan reformasi berdengung dimana-mana. Termasuk masalah pendidikan yang juga jadi masalah tiap daerah sendiri nih. Akhirnya sampai sekarang pendidikan di Indonesia bersifat mandiri dan tergantung tiap daerah meski untuk hal yang krusial dan dasar masih berasal dari pusat ya.

Berdasarkan oktaseiji.wordpress.com nih, otonomi pendidikan ini berjalan seiring dijalankannya otonomi daerah tahun 1999. Nah, akhirnya di sekolah, Pemerintah mencanangkan peningkatan mutu berbasis sekolah dimana sekolah punya tanggung jawab penuh atas mutunya sendiri. Udah gitu komunitas orang tua dan masyarakat juga diberdayakan biar sekolah gak jadi satu-satunya lembaga yang bertanggung jawab sama pendidikan anak Sis.

Selanjutnya, murid di sekolah jadi diberi kewenangan buat ngembangin life skill mereka buat kesiapan terjun ke masyarakat. Padahal nih Sis, dalam najaciesagitariuskadiri.wordpress.com diterangin kalau negara kesatuan kayak Indonesia emang wajar kalau menganut model sentralisasi pendidikan.

Tapi nyatanya di Indonesia, sentralisasi dan desentralisasi dipadukan lho Gurls. Kalau masalahnya nasional seperti kurikulum, tenaga kependidikan, pemerataan, ini jadi masalah nasional, jadi hal kayak gini jadi tanggung jawab pusat dan diselesaikan berdasarkan hukum di pusat. Tapi kalau masalahnya lokal kayak kurikulum muata lokal, pendanaan, penyusunan material, dan lainnya, hal kayak gitu gak dibatasi sama pemerintah yang di daerah bisa berkreasi deh.

Yang jelas pendidikan kita sekarang emang udah jauh lebih berkualitas dan merata dibandingkan pada jaman sentralisasi dulu deh. Buktinya www.setneg.go.id melansir kalau target yang pemerintah set buat pemajuan kualitas di beberapa bidang kayak kualitas ujian dan guru serta angka pastisipasi meningkat melebihi yang ditetapin sama pemerintah. Jadi gimana menurut kamu sendiri nih Cantik?

By: Ananda

(kpl/rth)