Menurut www.funderstanding.com nih Girls, setiap anak tuh bukannya kosong melompong nggak punya pengetahuan sama sekali. Jadi tinggal dikasih umpan aja, terus kita bakalan bisa menanggapinya. Kurikulum behavioristik ini memang bisa memberikan hasil yang berbeda sesuai dengan kondisi lingkungannya nih Friends.
sites.google.com mengumpamakan penggunaan kurikulum behavioristik seperti permainan game lho Gals. Kalau kamu main game nih, tentu kamu tertantang buat terus menerus melanjutkan permainan meski kamu udah menang kan? Kamu bakalan melanjutkan permainan ke level selanjutnya karena merasa bahwa permainan selanjutnya pasti lebih sulit. Nah, kalau kamu mendapat penghargaan yang baik atas prestasi kamu, kamu tentu bakalan ngerasa seneng buat belajar dan jadi pantang nyerah kan?
Dalam olga-curriculum.blogspot.com juga disebutin nih Gurls kalau kurikulum behavioristik itu tuh lebih menekankan pada prestasi yang kamu tunjukin. Kalau kamu nunjukin tanggapan yang positif, bakalan diperkuat. Kamu bisa diberi nilai yang bagus, pujian, dan pengayaan lain. Tapi kalau tanggapan kamu kurang sesuai, yah bisa dibenerin lah. Jadi kamu dilatih kayak di sirkus gitu.
Pada praktiknya nih Gals, banyak yang membandingkan kurikulum ini dan mengkritiknya, salah satunya karena kurikulum model ini nggak menekankan pada kognitivistik siswa kayak yang disebutin dalam www.funderstanding.com nih Temands. Katanya nih, siswa nggak kayak hewan yang dilatih gitu, kamu kan juga harus kreatif. Nah, inilah yang kemudian menjadi salah satu sorotan. Yah, menurut kamu gimana tuh Gals?
By: Ananda
(kpl/rth)